CINTA
Cinta bagai perantara yang menaruh kasihan, datang memberi perlindungan pada kedua jiwa yang sesat ini.(Jalalu’ddin Rumi)
Sejak kudengar tentang dunia cinta, kumanfaatkan hidupku, hatiku dan mataku di jalan ini. Aku pernah berpikir bahwa cinta dan yang dicintai itu berbeda. Kini aku mengerti bahwa keduanya sama.(Jalalu’ddin Rumi)
Mencintai perempuan dibuat menarik bagi laki-laki. Tuhan sudah mengaturnya: betapa mereka akan dapat menghindari apa yang sudah diatur oleh Tuhan? Karena Tuhan menciptakan perempuan supaya Adam mendapat kesenangan, bagaimana Adam dapat dipisahkan dari Hawa? (Jalalu’ddin Rumi)
Para pecinta meratap bagai ilalang, dan cinta adalah peniup seruling.Betapa menakjubkan sesuatu yang dihembuskan oleh cinta ke dalam seruling jasad ini! Seruling tampak dan peniup tersembunyi. Sewaktu-waktu, serulingku mabuk karena anggur di bibir-Nya.(Jalalu’ddin Rumi)
Seperti Adam dan Hawa yang melahirkan sekian banyak jenis, cinta lahir dalam sekian banyak bentuk. Lihat, dunia penuh dengan lukisan, namun
ia tidak memiliki bentuk.(Jalalu’ddin Rumi)
Dengan cinta, yang pahit menjadi manis; Dengan cinta, tembaga menjadi emas; Dengan cinta, sampah menjadi jernih ; Dengan cinta yang mati menjadi hidup; Dengan cinta, yang raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan tempatkan orang di atas tahta begini? (Jalalu’ddin Rumi)
Mati tanpa cinta adalah kematian yang terburuk dari segala kematian. Tahukah, mengapa tiram bergetar? Tentu karena mutiara.(Jalalu’ddin Rumi)
Bila sakit karena cinta menambah kerianganmu, bunga-bunga mawar dan lili mengisi taman jiwamu. (Jalalu’ddin Rumi)
Pilihlah cinta. Ya, cinta! Tanpa manisnya cinta, hidup ini adalah beban. Tentu engkau telah merasakannya. (Jalalu’ddin Rumi)
jika tak disertai cahaya kekasih. Cinta menghendaki firman ini
disampaikan.(Jalalu’ddin Rumi)
Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar itulah yang terbaik bagimu! Dan
karena itulah, hati seorang pecinta lebih besar ketimbang Singgasana
Tuhan.(Jalalu’ddin Rumi)
Makhluk-makhluk bergerak karena cinta, yaitu cinta oleh keabadian tanpa
permulaan. Saksikan, angina menari-nari digerakkan kuasa semesta. Karena itulah
Ia pun bisa menggerakkan pepohonan.(Jalalu’ddin Rumi)
Ketahuilah, kebesaran cinta itu dapat diukur dari apa yang dicintainya. Duhai
pecinta yang “miskin”, termasuk golongan yang manakah dirimu? (Jalalu’ddin Rumi)
Betapa hati ini kiranya, apabila tangan hati mencengkeram tangan kekasih
tercinta? Betapa keping tembaga ini tak berharga kiranya, apabila didengarnya
‘zat mukjizat’ itu mengucapkan selamat datang padanya? (Jalalu’ddin Rumi)
Wahai saudara! Jika hendak menjadi pecinta engkau harus menelan dukanya! Di
manakah dukamu? Diamlah, sesungguhnya kesabaran memerlukan sebuah
kedewasaan.(Jalalu’ddin Rumi)
Langit berputar disebabkan para pecinta. Dan roda-roda pun berputar demi cinta.
Bukan karena tukang roti atau pandai besi, juga bukan tukang kayu atau ahli
obat. Langit berputar mengelilingi cinta. Ia menjulang, karena itu kita dapat
mendakinya! (Jalalu’ddin Rumi)
Dahulu dia mengusirku, sebelum belas kasih turun ke hatinya dan memanggil. Cinta
telah mulai memandangku dengan ramah pula.(Jalalu’ddin Rumi)
Kau harus hidup di dalam cinta, sebab manusia yang mati tidak dapat melakukan
apapun. Siapa yang hidup? Dia yang dilahirkan oleh cinta. (Jalalu’ddin Rumi)
Tataplah wajah cinta supaya kau mampu meraih sifat kemanusiaan. Karena itu
jangan hanya duduk menggigil. Sebab jika demikian mereka akan semakin membuatmu
menggigil. (Jalalu’ddin Rumi)
Cinta tidak mungkin ditemukan melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan,
buku-buku, juga tulisan-tulisan. Apapun yang dikatakan orang (tentang cinta),
bukanlah jalan para pecinta.(Jalalu’ddin Rumi)
Apapun yang kau dengar dan katakana tentang cinta, itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari cinta adalah sebuah rahasia yang tak terungkapkan. (Jalalu’ddin
Rumi)
Dalam perpisahan, pecinta bagaikan nama tanpa makna. Tetapi makna – seperti
tercinta – tak membutuhkan nama.(Jalalu’ddin Rumi)
Hanya dari hati kau bisa menggapai langit. Mawar keagungan hanya bisa
ditumbuhkan dalam hati. (Jalalu’ddin Rumi)
Jiwaku adalah sebuah genahar yang merasa gembira dengan api. Juga cinta, adalah
sebuah genahar dan ego bahan bakarnya. (Jalalu’ddin Rumi)
Cinta adalah isi, dunia sekedar kulit. Lebih jauh lagi, cinta seperti manisan,
dan dunia hanyalah pancinya saja. (Jalalu’ddin Rumi)
SOSIAL
terbang dengan bebas ke mana pun suka. (Jalalu’ddin Rumi)
Ketidakramahan dari orang bijak lebih baik daripada kebaikan hati orang bodoh.
Nabi berkata, “kebencian dari kearifan lebih baik daripada rasa cinta yang
datang dari orang bodoh.” (Jalalu’ddin Rumi)
Guru sejati merobohkan berhala dirinya yang dibuat oleh muridnya. (Jalalu’ddin
Rumi)
Persahabatan suci, menjadikanmu seorang dari mereka. Sekalipun engkau batu atau
pualam, kau akan menjadi permata apabila kau mencapai tingkat manusia perasa.
(Jalalu’ddin Rumi)
Sejak kudengar tentang dunia cinta, kumanfaatkan hidupku, hatiku dan mataku di jalan ini. Aku pernah berpikir bahwa cinta dan yang dicintai itu berbeda. Kini aku mengerti bahwa keduanya sama.(Jalalu’ddin Rumi)
Mencintai perempuan dibuat menarik bagi laki-laki. Tuhan sudah mengaturnya: betapa mereka akan dapat menghindari apa yang sudah diatur oleh Tuhan? Karena Tuhan menciptakan perempuan supaya Adam mendapat kesenangan, bagaimana Adam dapat dipisahkan dari Hawa? (Jalalu’ddin Rumi)
Para pecinta meratap bagai ilalang, dan cinta adalah peniup seruling.Betapa menakjubkan sesuatu yang dihembuskan oleh cinta ke dalam seruling jasad ini! Seruling tampak dan peniup tersembunyi. Sewaktu-waktu, serulingku mabuk karena anggur di bibir-Nya.(Jalalu’ddin Rumi)
Seperti Adam dan Hawa yang melahirkan sekian banyak jenis, cinta lahir dalam sekian banyak bentuk. Lihat, dunia penuh dengan lukisan, namun
ia tidak memiliki bentuk.(Jalalu’ddin Rumi)
Dengan cinta, yang pahit menjadi manis; Dengan cinta, tembaga menjadi emas; Dengan cinta, sampah menjadi jernih ; Dengan cinta yang mati menjadi hidup; Dengan cinta, yang raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan tempatkan orang di atas tahta begini? (Jalalu’ddin Rumi)
Mati tanpa cinta adalah kematian yang terburuk dari segala kematian. Tahukah, mengapa tiram bergetar? Tentu karena mutiara.(Jalalu’ddin Rumi)
Bila sakit karena cinta menambah kerianganmu, bunga-bunga mawar dan lili mengisi taman jiwamu. (Jalalu’ddin Rumi)
Pilihlah cinta. Ya, cinta! Tanpa manisnya cinta, hidup ini adalah beban. Tentu engkau telah merasakannya. (Jalalu’ddin Rumi)
jika tak disertai cahaya kekasih. Cinta menghendaki firman ini
disampaikan.(Jalalu’ddin Rumi)
Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar itulah yang terbaik bagimu! Dan
karena itulah, hati seorang pecinta lebih besar ketimbang Singgasana
Tuhan.(Jalalu’ddin Rumi)
Makhluk-makhluk bergerak karena cinta, yaitu cinta oleh keabadian tanpa
permulaan. Saksikan, angina menari-nari digerakkan kuasa semesta. Karena itulah
Ia pun bisa menggerakkan pepohonan.(Jalalu’ddin Rumi)
Ketahuilah, kebesaran cinta itu dapat diukur dari apa yang dicintainya. Duhai
pecinta yang “miskin”, termasuk golongan yang manakah dirimu? (Jalalu’ddin Rumi)
Betapa hati ini kiranya, apabila tangan hati mencengkeram tangan kekasih
tercinta? Betapa keping tembaga ini tak berharga kiranya, apabila didengarnya
‘zat mukjizat’ itu mengucapkan selamat datang padanya? (Jalalu’ddin Rumi)
Wahai saudara! Jika hendak menjadi pecinta engkau harus menelan dukanya! Di
manakah dukamu? Diamlah, sesungguhnya kesabaran memerlukan sebuah
kedewasaan.(Jalalu’ddin Rumi)
Langit berputar disebabkan para pecinta. Dan roda-roda pun berputar demi cinta.
Bukan karena tukang roti atau pandai besi, juga bukan tukang kayu atau ahli
obat. Langit berputar mengelilingi cinta. Ia menjulang, karena itu kita dapat
mendakinya! (Jalalu’ddin Rumi)
Dahulu dia mengusirku, sebelum belas kasih turun ke hatinya dan memanggil. Cinta
telah mulai memandangku dengan ramah pula.(Jalalu’ddin Rumi)
Kau harus hidup di dalam cinta, sebab manusia yang mati tidak dapat melakukan
apapun. Siapa yang hidup? Dia yang dilahirkan oleh cinta. (Jalalu’ddin Rumi)
Tataplah wajah cinta supaya kau mampu meraih sifat kemanusiaan. Karena itu
jangan hanya duduk menggigil. Sebab jika demikian mereka akan semakin membuatmu
menggigil. (Jalalu’ddin Rumi)
Cinta tidak mungkin ditemukan melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan,
buku-buku, juga tulisan-tulisan. Apapun yang dikatakan orang (tentang cinta),
bukanlah jalan para pecinta.(Jalalu’ddin Rumi)
Apapun yang kau dengar dan katakana tentang cinta, itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari cinta adalah sebuah rahasia yang tak terungkapkan. (Jalalu’ddin
Rumi)
Dalam perpisahan, pecinta bagaikan nama tanpa makna. Tetapi makna – seperti
tercinta – tak membutuhkan nama.(Jalalu’ddin Rumi)
Hanya dari hati kau bisa menggapai langit. Mawar keagungan hanya bisa
ditumbuhkan dalam hati. (Jalalu’ddin Rumi)
Jiwaku adalah sebuah genahar yang merasa gembira dengan api. Juga cinta, adalah
sebuah genahar dan ego bahan bakarnya. (Jalalu’ddin Rumi)
Cinta adalah isi, dunia sekedar kulit. Lebih jauh lagi, cinta seperti manisan,
dan dunia hanyalah pancinya saja. (Jalalu’ddin Rumi)
SOSIAL
terbang dengan bebas ke mana pun suka. (Jalalu’ddin Rumi)
Ketidakramahan dari orang bijak lebih baik daripada kebaikan hati orang bodoh.
Nabi berkata, “kebencian dari kearifan lebih baik daripada rasa cinta yang
datang dari orang bodoh.” (Jalalu’ddin Rumi)
Guru sejati merobohkan berhala dirinya yang dibuat oleh muridnya. (Jalalu’ddin
Rumi)
Persahabatan suci, menjadikanmu seorang dari mereka. Sekalipun engkau batu atau
pualam, kau akan menjadi permata apabila kau mencapai tingkat manusia perasa.
(Jalalu’ddin Rumi)
0 comments:
Post a Comment